Penjualan rumah dengan segmen menengah ke atas ( harga di atas Rp150 Juta) pada tahun 2010 ini di Sumatera Barat, anjlok hingga lebih dari 50 persen.
Demikian dikatakan Alkudri, Bendahara Real Estate Indonesia (REI) Sumbar pada Haluan di Padang, Minggu ( 2/11). “Hal itu dikarenakan kondisi ekonomi Sumbar yang masih belum sepenuhnya pulih pascagempa silam sehingga pasarnya juga berkurang,” ujar Alkudri.
Menurut Direktur Utama PT Almara tersebut, pangsa pasar rumah menengah ke atas kebanyakan adalah para pengusaha dan pedagang. “Namun gempa besar tahun 2009 lalu telah membuat pedagang/pengusaha banyak yang mengalami kemacetan dalam usahanya.
Ditambah lagi dengan isu gempa yang membuat banyak diantara mereka yang eksodus (hengkang) ke luar Sumbar.
Hal itu pada akhirnya membuat penjualan rumah dengan segmen menengah ke atas juga terpengaruh signifikan,” terang Alkudri lagi. Dikatakannya, dari sekitar 6 ribu unit rumah yang dibangun di Sumbar tahun 2010, setengah diantaranya adalah rumah menengah ke atas. “Tahun 2011 ini, kita harapkan kondisi Sumbar bisa lebih kondusif dari isu-isu yang merugikan. Kondisi ekonomi lokal juga mudah-mudahan bisa cepat bangkit.
Dengan demikian prospek penjualan rumah pada tahun 2011 ini juga bisa lebih baik dari sebelumnya,” tutur Alkudri yang juga pengurus Hipmi pusat itu.
Alkudri pada tahun 2011 ini juga sedang membangun 100 unit rumah menengah ke atas di Pauh yaitu perumahan Tahta Almara.
Harganya mulai dari Rp340 Juta hingga Rp1,2 miliar dengan tipe mulai dari 60 hingga 200. Rumah sudah bisa mulai dipesan. (h/ita)
Sumber: HALUAN
No comments:
Post a Comment