loading...

Thursday, January 26, 2012

Alkudri: Bangun Rumah Minimal Tipe 36


Adanya keinginan Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) memperjuangkan tetap dibolehkannya pembangunan rumah tipe 22 bagi masyarakat kurang mampu, tampaknya ditangapi dingin pihak Real Estate Indonesia (DPD REI) Sumbar. Alasannya pembangunan rumah tipe 22 tidak lumrah di bangun di Sumbar.

“Mustahil rumah tipe 22 bisa dibangun di Sumbar, khususnya Kota Padang. Sebab selain ukurannya cukup kecil, juga tidak sesuai karateristik orang Minang yang lebih suka rumah agak lapang,”  ungkap Ketua BPD REI Sumbar Alkudri kepada Padang Ekspres belum lama ini.

Walau diakuinya dasar Apersi memperjuangkan nasib masyarakat berpenghasilan rendah, seperti karyawan kontrak dengan gaji Rp 1.750.000 per bulan agar bisa memiliki rumah pribadi, namun kebijakan itu sulit diterapkan oleh REI Sumbar, yang notabene-nya sudah punya program kerja dan komitmen dengan pemprov untuk membangun rumah tipe 36 m2, sesuai yang diamanatkan UU No 1 tahun 2011 soal Perumahan dan Permukiman.
Menurutnya, bila REI masih berani investasi membangun rumah tipe 22 yang harga jualnya lebih murah yakni Rp 60-70 juta, jelas tidak menguntungkan. “Soalnya, peminat untuk rumah itu bisa dikatakan tidak ada, ketimbang tipe 36, kendati harga jualnya mencapai Rp 120 juta,” tukas Alkudri.

Hal lain yang mendukungnya masih adanya peluang dibangun rumah tipe 36 di Sumbar oleh pengembang (REI, red), masih adanya lahan untuk perumahan baru. Misalnya untuk wilayah Kota Padang, potensi itu ada di Kecamatan Kuranji, Kototangah dan lainnya. Begitu juga di berbagai daerah lainnya di Sumbar.

Sementara untuk membantu masyarakat ekonomi lemah, menurut Alkudri, pihaknya tetap memperjuangkannya sesuai program rumah murah seharga Rp25 juta per unit yang ditelorkan Kemenpera belum lama ini. Namun dengan catatan, pemerintah menyediakan tanah dan infrastruktur. REI dalam hal ini, membantu untuk membangun saja.

“Jika Rp25 juta sudah include (semua), ya gak masuk harganya. Sekarang tanah per meter saja, sudah mahal. Belum lagi, harga bahan bangunan yang naik terus. Saat ini, REI masih menunggu kematangan perencanaan yang tengah dikaji Kempera. Terutama mengenai kepastian harga yang menyangkut material bangunan dan lokasi program rumah murah ini,” sebut Alkudri.(zil)

No comments:

Post a Comment